Di bawah ini adalah pembahasan dari pertanyaan yang ada di buku Auditing (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi II karya Al. Haryono Jusup bab 2, yang berisikan mengenai Audit Laporan Keuangan Historis dan Laporan Auditor Independen. Jawaban dari pertanyaan yang ada ditulis berdasarkan pembahasan yang tertera dalam buku tersebut.
2-1. a.
Bedakan antara akuntansi dengan pengauditan.
b.
Asumsi-asumsi apakah yang mendasari audit atas laporan keuangan.
Jawab :
a.
Perbedaan antara
akuntansi dengan pengauditan :
1. Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan
informasi penting lainnya, sedangkan pengauditan tidak menghasilkan data
akuntansi, melainkan meningkatkan nilai informasi yang dihasilkan proses
akuntansi dengan melakukan penilaian secara kritis atas informasi tersebut dan
mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Proses akuntansi adalah mencatat, mengelompokkan,
dan meringkas transaksi dalam bentuk laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Sedangkan proses auditing
adalah mendapatkan dan mengevaluasi bukti untuk memastikan bahwa laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
3. Pelaporan dalam akuntansi berlandaskan Standar
Kerangka Pelaporan Keuangan dan merupakan tanggung jawab manajemen. Sedangkan
pelapoan dalam auditing berlandaskan Standar Auditing dan merupakan tanggung
jawab auditor.
b. Pengauditan didasarkan pada asumsi bahwa data laporan keuangan bisa diverifikasi. Data dikatakan dapat diverifikasi apabila 2 orang/lebih yang memiliki kualifikasi tertentu, masing-masing melakukan pemeriksaan secara independen atas data tertentu, dan dari hasil pemeriksaan tersebut diperoleh kesimpulan yang sama tentang data yang diperiksanya. Masalah bisa tidaknya data diverifikasi terutama berkaitan dengan ketersediaan bukti yang memiliki keabsahan sesuai dengan audit yang dilakukan. Audit hanya membutuhkan dasar yang memadai untuk menyatakan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor mengumpulkan bukti untuk menentukan validitas dan ketepatan perlakuan akuntansi atas transaksi-transaksi dan saldo-saldo. Dalam konteks ini, validitas berarti otentik, benar, baik, atau berdasar, dan ketepatan berarti sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan kebiasaan.
2-2 Sebutkan empat faktor yang menyebabkan timbulnya
kebutuhan akan audit laporan keuangan.
Jawab :
Faktor yang menyebabkan timbulnya
kebutuhan akan audit laporan keuangan :
a.
Informasi dibuat
oleh pihak lain.
Dalam
dunia modern, pengambil keputusan “terpaksa” harus mengandalkan diri pada
informasi yang dibuat oleh orang lain. Hal ini menyebabkan kemungkinan
(disengaja atau tidak disengaja) adanya informasi yang tidak benar bertambah
besar.
b. Bias dan motivasi pembuat informasi.
Apabila
informasi disusun oleh pihak lain yang tujuannya tidak selaras dengan tujuan
pengambil keputusan, maka informasi bisa menjadi bias demi keuntungan si
pembuat informasi.
c.
Volume data.
Apabila
organisasi menjadi semakin besar, maka data transaksi biasanya juga semakin
bertambah banyak. Bertambahnya jumlah transaksi ini bisa menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam pencatatan.
d. Kerumitan transaksi.
Dalam beberapa puluh tahun terakhir ini, transaksi pertukaran antar organisasi semakin bertambah kompleks dan akibatnya semakin sulit untuk mencatatnya secara tepat.
2-3 Sebutkan manfaat ekonomis yang dapat diperoleh
dari suatu audit atas laporan keuangan.
Jawab :
Manfaat ekonomis suatu audit laporan
keuangan antara lain :
a.
Akses ke pasar
modal.
Undang-Undang
Pasar Modal mewajibkan perusahaan publik untuk diaudit laporan keuangannya agar
bisa didaftar dan bisa menjual sahamnya di pasar modal. Tanpa audit, perusahaan
akan ditolak untuk melakukan akses ke pasar modal.
b. Biaya modal menjadi lebih rendah.
Perusahaan-perusahaan
kecil seringkali mengauditkan laporan keuangannya dalam rangka mendapatkan
kredit dari bank atau dalam upaya mendapatkan persyaratan pinjaman yang lebih
menguntungkan.
c.
Pencegah
terjadinya kekeliruan dan kecurangan.
Penelitian
telah membuktikan bahwa apabila para karyawan mengetahui akan dilakukannya
audit oleh auditor independen, mereka cenderung untuk lebih berhati-hati agar
dapat memperkecil terjadinya kekeliruan dan memperkecil kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan aset perusahaan.
d. Perbaikan dalam pengendalian dan operasional.
Selama auditor melaksanakan audit, auditor independen seringkali dapat memberi berbagai saran untuk memperbaiki pengendalian dan mencapai efisiensi operasi yang lebih besar dalam organisasi klien.
2-4 Jelaskan keterbatasan suatu audit laporan
keuangan.
Jawab :
Auditor tidak
bisa memberi jaminan penuh bahwa laporan keuangan yang telah diauditnya bebas
dari kesalahan penyajian material yang timbul akibat kesalahan ataupun
kecurangan. Laporan keuangan yang telah diaudit tidak dapat benar-benar akurat.
Hal ini disebabkan oleh proses akuntansi yang melahirkan laporan keuangan,
maupun oleh proses pengauditan itu sendiri.
Keterbatasan
audit yang timbul karena proses audit itu sendiri, bisa terjadi karena berbagai
hal. Idealnya auditor harus bisa memperoleh bukti tangan pertama untuk
mendukung setiap asersi, tetapi hal seperti itu tidak praktis atau tidak
mungkin untuk dilakukan. Bahkan apabila tujuan itu bisa dicapai, biaya untuk
memperolehnya mungkin bisa mahal sekali sehingga memberatkan penyusun maupun
pengguna laporan keuangan.
Selain itu,
idealnya pula, auditor mengaudit seluruh transaksi dan saldo-saldo yang
membentuk laporan keuangan. Namun hal tersebut tentu tidak praktis bila dilihat
dari segi biaya serta waktu pelaksanaan audit. Oleh karena itu, auditor lazim
melakukan audit secara sampling. Pemeriksaan dengan cara tersebut memang
mengandung risiko, namun dengan pemilihan metode sampling yang tepat, risiko
tersebut akan dapat dikurangi.
2-5 Sebutkan 4 kelompok dalam organisasi klien yang
biasanya berinteraksi dengan auditor independen.
Jawab :
Dalam suatu audit atas laporan keuangan, auditor menjalin hubungan professional dengan berbagai pihak, yaitu manajemen, pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, auditor internal, dan pemegang saham.
2-6 Disebut pendekatan apakah yang ditempuh auditor
terhadap asersi-asersi yang dibuat manajemen?
Jawab :
Pendekatan yang
lazimnya dilakukan auditor terhadap asersi manajemen disebut dengan “skeptis
profesional” (professional skepticism). Ini berarti bahwa auditor tidak
bersikap tidak mempercayai asersi manajemen, tetapi juga tidak begitu saja
mempercayai atau menerima pernyataan tersebut. Sikap auditor adalah mengakui
perlunya penilaian yang obyektif atas kondisi yang diselidiki dan bukti yang
diperoleh selama audit berlangsung.
2-7
a. Apakah komite
audit itu, dan sebutkan komposisi komite audit yang ideal, dan jelaskan pula
mengapa semakin banyak perusahaan memiliki komite audit.
b. Apakah fungsi komite audit.
Jawab :
a. Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dan
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan
fungsi Dewan Komisaris. Komposisi Komite Audit :
- Keanggotaan
Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya 1 orang ketua dan 2 orang anggota
- Ketua
komite audit adalah salah seorang anggota komisaris independen perseroan
- Anggota
komite audit adalah tenaga ahli yang bukan merupakan pegawai perseroan dan
tidak mempunyai keterkaitan financial dengan perseroan
Dalam
sebagian besar entitas, tata kelola merupakan tanggung jawab bersama, sehingga
komite audit diperlukan untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan
tugasnya atas tata kelola. Keberadaannya juga diharapkan mampu meningkatkan
kualitas pengawasan internal perusahaan, serta mampu mengoptimalkan mekanisme
checks and balances, yang pada akhirnya ditujukan untuk memberikan perlindungan
yang optimum kepada para pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya.
b. Fungsi pokok dari komite audit pada prinsipnya adalah membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan. Hal tersebut mencakup review terhadap sistem pengendalian internal perusahaan, kualitas laporan keuangan, dan efektivitas fungsi audit internal. Tugas komite audit juga erat kaitannya dengan penelaahan terhadap risiko yang dihadapi perusahaan, dan juga kepatuhan terhadap regulasi.
2-8 Jelaskan bagaimana pekerjaan auditor internal
klien bisa berpengaruh terhadap pekerjaan auditor independen dan sebutkan
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memanfaatkan pekerjaan auditor
internal tersebut oleh auditor independen.
Jawab :
Standar audit
(SA 610) mengatur tentang kemungkinan auditor eksternal menggunakan pekerjaan
yang dilakukan oleh auditor internal sepanjang memenuhi ketentuan yang diatur
dalam standar audit tersebut. Hal yang perlu disadari adalah bahwa fungsi
auditor internal tidak independen dari entitas sebagaimana yang dituntut dari
auditor eksternal.
Faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam memanfaatkan pekerjaan auditor internal oleh
auditor independen adalah :
a. Obyektivitas fungsi auditor internal.
b. Kompetensi teknis auditor internal.
c. Apakah pekerjaan auditor internal akan dilaksanakan
dengan kecermatan dan kehati-hatian profesional.
d. Apakah komunikasi antara auditor internal dengan
auditor eksternal akan efektif.
Selain
itu, perlu disadari juga bahwa apabila auditor eksternal menggunakan pekerjaan
auditor internal, maka tanggung jawab pekerjaan tersebut berada pada auditor
eksternal. Ia adalah penanggungjawab tunggal atas opini audit yang dinyatakan,
dan tanggung jawab tersebut tidak berkurang walaupun menggunakan pekerjaan
auditor internal.
2-9 Jelaskan apa yang dimaksud dengan standar audit.
Jawab :
Standar audit adalah pedoman umum untuk membantu para auditor dalam memenuhi tanggung jawab mereka sebagai profesional dalam pengauditan laporan keuangan historis. Standar audit mencakup pertimbangan kualitas profesional, antara lain persyaratan kompetensi dan independensi, pelaporan, dan bukti.
2-10 Badan atau organisasi apakah yang menetapkan standar
audit Indonesia.
Jawab :
Organisasi
profesi yang berkewajiban untuk menetapkan standar audit di Indonesia adalah
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Dalam melaksanakan tugas tersebut, IAPI
membentuk Dewan Standar yang ditetapkan sebagai badan teknis senior dari IAPI
untuk menerbitkan pernyataan-pernyataan tentang standar auditing.
2-11 Siapakah yang menerbitkan International Standards
on Auditing dan bagaimanakah kedudukannya terhadap standar lokal di berbagai
negara?
Jawab :
Badan yang menerbitkan International Auditing Standards (ISA) adalah International Auditing and Assurance Standards Boards (IAASB). Dengan adanya ISA menjadikan standar auditing lokal yang selama ini digunakan di berbagai negara tidak diberlakukan lagi.
2-12
a.
Sebutkan sembilan
bagian dari suatu laporan auditor bentuk baku (laporan dengan opini wajar tanpa
pengecualian)
b. Apakah arti penting “tanggal” pada suatu laporan
auditor?
Jawab :
a. Suatu laporan auditor wajar tanpa pengecualian berisi 9 bagian sebagai berikut :
1. Judul laporan.
2. Pihak yang dituju.
3. Paragraf pendahuluan.
4. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.
5. Tanggung jawab auditor.
6. Opini auditor.
7. Tanggung jawab pelaporan lainnya.
8. Tanda tangan auditor.
9. Tanggal laporan audit.
b. Tanggal laporan
auditor menginformasikan kepada pengguna laporan auditor bahwa auditor telah
mempertimbangkan pengaruh peristiwa dan transaksi yang disadari oleh auditor
dan yang terjadi sampai dengan tanggal tersebut. Tanggal laporan auditor adalah
tanggal ketika prosedur audit telah selesai dilaksanakan secara substansial dan
kesimpulan berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat telah ditarik.
2-13 Sebutkan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi
agar auditor dapat menerbitkan laporan dengan opini wajar tanpa pengecualian.
Jawab :
Untuk merumuskan
opini Wajar Tanpa Pengecualian, auditor harus menyimpulkan apakah telah
memperoleh keyakinan yang memadai tentang laporan keuangan secara keseluruhan
bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan. Kesimpulan tersebut harus memperhitungkan :
a.
Kesimpulan
auditor berdasarkan SA 330, bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah
diperoleh.
b. Kesimpulan auditor berdasarkan SA 450, bahwa
kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi adalah tidak material, baik secara
individual maupun secara kolektif.
c.
Evaluasi yang
diharuskan oleh paragraf 12-15 SA 700 sebagai berikut :
- Auditor harus
mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun dalam semua hal yang material, sesuai
dengan ketentuan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (SA 700. 12).
- Secara khusus,
auditor harus mengevaluasi apakah dari sudut pandang ketentuan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku sesuai dengan SA 700. 13
- Ketika laporan
keuangan disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, suatu
pengevaluasian yang diharuskan oleh SA 700. 12-13 juga harus mencakup apakah
laporan keuangan mencapai penyajian wajar. Pengevaluasian tersebut harus
mencakup pertimbangan seperti penyajian, struktur, isi laporan keuangan secara
keseluruhan, serta apakah laporan keuangan dan catatannya mencerminkan
transaksi dan peristiwa yang mendasarinya dengan suatu cara yang mencapai
penyajian wajar.
- Auditor harus
mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk secara memadai pada, atau
menjelaskan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Apabila semua persyaratan di atas terpenuhi, suatu laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian dapat diterbitkan untuk laporan keuangan bertujuan umum yang disusun berdasar kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (kerangka pelaporan wajar).
2-14 Sebutkan dua kondisi yang dapat menyebabkan
auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditnya.
Jawab :
Auditor harus memodifikasi opini dalam
laporan auditor ketika :
a. Auditor
menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan
secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material.
b. Auditor tidak data memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material.
2-15 Sebutkan tipe-tipe modifikasi terhadap opini
auditor dan jelaskan faktor-faktor apa yang menyebabkan auditor memberikan
masing-masing opini tersebut.
Jawab :
Tipe modifikasi terhadap opini auditor
terdiri dari :
a.
Opini wajar
dengan pengecualian.
Auditor
harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika :
- Setelah auditor
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan
penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material,
tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan.
- Auditor tidak
dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, tetapi
auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi
yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat menjadi
material, tetapi tidak pervasif.
b. Opini tidak wajar.
Auditor
harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika setelah auditor memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat, lalu menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian,
baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif
terhadap laporan keuangan.
c.
Opini tidak
menyatakan pendapat.
Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika
auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari
opini, dan auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian material
yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada,
dapat bersifat material dan pervasif.
Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika dalam kondisi yang sangat jarang melibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut, adalah tidak mungkin untuk merumuskan suatu opini atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dan pengaruh kumulatif ketidakpastian tersebut yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan.
2-16 Tunjukkan bunyi kalimat dalam alinea opini
suatu laporan auditor dengan jelas opini sebagai berikut :
a.
Wajar tanpa
pengecualian.
b. Wajar dengan pengecualian.
c.
Tidak wajar.
d. Tidak memberi opini.
Jawab :
a.
Menurut opini
kami, laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material,… sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b. Menurut opini kami, kecuali untuk dampak yang
mungkin terjadi dari hal-hal yang telah dijelaskan dalam paragraf Basis untuk
Opini Wajar dengan Pengecualian, laporan keuangan menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material,…sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia.
c. Menurut opini kami, karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Wajar, laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar,… sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
d. Oleh karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Menyatakan Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu opini atas laporan keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar