Auditing Bab 5 : Bukti Audit dan Kertas Kerja

     Di bawah ini adalah pembahasan dari pertanyaan yang ada di buku Auditing (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi II karya Al. Haryono Jusup ba...

Sabtu, 03 Oktober 2020

Auditing Bab 2 : Audit Laporan Keuangan Historis dan Laporan Auditor Independen

    Di bawah ini adalah pembahasan dari pertanyaan yang ada di buku Auditing (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi II karya Al. Haryono Jusup bab 2, yang berisikan mengenai Audit Laporan Keuangan Historis dan Laporan Auditor Independen. Jawaban dari pertanyaan yang ada ditulis berdasarkan pembahasan yang tertera dalam buku tersebut.

2-1.   a. Bedakan antara akuntansi dengan pengauditan.

         b. Asumsi-asumsi apakah yang mendasari audit atas laporan keuangan.

Jawab :

a.   Perbedaan antara akuntansi dengan pengauditan :

1. Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainnya, sedangkan pengauditan tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan nilai informasi yang dihasilkan proses akuntansi dengan melakukan penilaian secara kritis atas informasi tersebut dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2.  Proses akuntansi adalah mencatat, mengelompokkan, dan meringkas transaksi dalam bentuk laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Sedangkan proses auditing adalah mendapatkan dan mengevaluasi bukti untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

3.  Pelaporan dalam akuntansi berlandaskan Standar Kerangka Pelaporan Keuangan dan merupakan tanggung jawab manajemen. Sedangkan pelapoan dalam auditing berlandaskan Standar Auditing dan merupakan tanggung jawab auditor.        

b.    Pengauditan didasarkan pada asumsi bahwa data laporan keuangan bisa diverifikasi. Data dikatakan dapat diverifikasi apabila 2 orang/lebih yang memiliki kualifikasi tertentu, masing-masing melakukan pemeriksaan secara independen atas data tertentu, dan dari hasil pemeriksaan tersebut diperoleh kesimpulan yang sama tentang data yang diperiksanya. Masalah bisa tidaknya data diverifikasi terutama berkaitan dengan ketersediaan bukti yang memiliki keabsahan sesuai dengan audit yang dilakukan. Audit hanya membutuhkan dasar yang memadai untuk menyatakan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor mengumpulkan bukti untuk menentukan validitas dan ketepatan perlakuan akuntansi atas transaksi-transaksi dan saldo-saldo. Dalam konteks ini, validitas berarti otentik, benar, baik, atau berdasar, dan ketepatan berarti sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan kebiasaan.

2-2 Sebutkan empat faktor yang menyebabkan timbulnya kebutuhan akan audit laporan keuangan.

Jawab :

Faktor yang menyebabkan timbulnya kebutuhan akan audit laporan keuangan :

a.   Informasi dibuat oleh pihak lain.

Dalam dunia modern, pengambil keputusan “terpaksa” harus mengandalkan diri pada informasi yang dibuat oleh orang lain. Hal ini menyebabkan kemungkinan (disengaja atau tidak disengaja) adanya informasi yang tidak benar bertambah besar.

b.  Bias dan motivasi pembuat informasi.

Apabila informasi disusun oleh pihak lain yang tujuannya tidak selaras dengan tujuan pengambil keputusan, maka informasi bisa menjadi bias demi keuntungan si pembuat informasi.

c.   Volume data.

Apabila organisasi menjadi semakin besar, maka data transaksi biasanya juga semakin bertambah banyak. Bertambahnya jumlah transaksi ini bisa menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pencatatan.

d.  Kerumitan transaksi.

Dalam beberapa puluh tahun terakhir ini, transaksi pertukaran antar organisasi semakin bertambah kompleks dan akibatnya semakin sulit untuk mencatatnya secara tepat.

2-3 Sebutkan manfaat ekonomis yang dapat diperoleh dari suatu audit atas laporan keuangan.

Jawab :

Manfaat ekonomis suatu audit laporan keuangan antara lain :

a.   Akses ke pasar modal.

Undang-Undang Pasar Modal mewajibkan perusahaan publik untuk diaudit laporan keuangannya agar bisa didaftar dan bisa menjual sahamnya di pasar modal. Tanpa audit, perusahaan akan ditolak untuk melakukan akses ke pasar modal.

b.  Biaya modal menjadi lebih rendah.

Perusahaan-perusahaan kecil seringkali mengauditkan laporan keuangannya dalam rangka mendapatkan kredit dari bank atau dalam upaya mendapatkan persyaratan pinjaman yang lebih menguntungkan.

c.   Pencegah terjadinya kekeliruan dan kecurangan.

Penelitian telah membuktikan bahwa apabila para karyawan mengetahui akan dilakukannya audit oleh auditor independen, mereka cenderung untuk lebih berhati-hati agar dapat memperkecil terjadinya kekeliruan dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyalahgunaan aset perusahaan.

d.  Perbaikan dalam pengendalian dan operasional.

Selama auditor melaksanakan audit, auditor independen seringkali dapat memberi berbagai saran untuk memperbaiki pengendalian dan mencapai efisiensi operasi yang lebih besar dalam organisasi klien.

2-4 Jelaskan keterbatasan suatu audit laporan keuangan.

Jawab :

Auditor tidak bisa memberi jaminan penuh bahwa laporan keuangan yang telah diauditnya bebas dari kesalahan penyajian material yang timbul akibat kesalahan ataupun kecurangan. Laporan keuangan yang telah diaudit tidak dapat benar-benar akurat. Hal ini disebabkan oleh proses akuntansi yang melahirkan laporan keuangan, maupun oleh proses pengauditan itu sendiri.

Keterbatasan audit yang timbul karena proses audit itu sendiri, bisa terjadi karena berbagai hal. Idealnya auditor harus bisa memperoleh bukti tangan pertama untuk mendukung setiap asersi, tetapi hal seperti itu tidak praktis atau tidak mungkin untuk dilakukan. Bahkan apabila tujuan itu bisa dicapai, biaya untuk memperolehnya mungkin bisa mahal sekali sehingga memberatkan penyusun maupun pengguna laporan keuangan.

Selain itu, idealnya pula, auditor mengaudit seluruh transaksi dan saldo-saldo yang membentuk laporan keuangan. Namun hal tersebut tentu tidak praktis bila dilihat dari segi biaya serta waktu pelaksanaan audit. Oleh karena itu, auditor lazim melakukan audit secara sampling. Pemeriksaan dengan cara tersebut memang mengandung risiko, namun dengan pemilihan metode sampling yang tepat, risiko tersebut akan dapat dikurangi.

2-5 Sebutkan 4 kelompok dalam organisasi klien yang biasanya berinteraksi dengan auditor independen.

Jawab :

Dalam suatu audit atas laporan keuangan, auditor menjalin hubungan professional dengan berbagai pihak, yaitu manajemen, pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, auditor internal, dan pemegang saham.

2-6 Disebut pendekatan apakah yang ditempuh auditor terhadap asersi-asersi yang dibuat manajemen?

Jawab :

Pendekatan yang lazimnya dilakukan auditor terhadap asersi manajemen disebut dengan “skeptis profesional” (professional skepticism). Ini berarti bahwa auditor tidak bersikap tidak mempercayai asersi manajemen, tetapi juga tidak begitu saja mempercayai atau menerima pernyataan tersebut. Sikap auditor adalah mengakui perlunya penilaian yang obyektif atas kondisi yang diselidiki dan bukti yang diperoleh selama audit berlangsung.

2-7

a. Apakah komite audit itu, dan sebutkan komposisi komite audit yang ideal, dan jelaskan pula mengapa semakin banyak perusahaan memiliki komite audit.

b.  Apakah fungsi komite audit.

Jawab :

a. Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komposisi Komite Audit :

- Keanggotaan Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya 1 orang ketua dan 2 orang anggota

- Ketua komite audit adalah salah seorang anggota komisaris independen perseroan

- Anggota komite audit adalah tenaga ahli yang bukan merupakan pegawai perseroan dan tidak mempunyai keterkaitan financial dengan perseroan

Dalam sebagian besar entitas, tata kelola merupakan tanggung jawab bersama, sehingga komite audit diperlukan untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya atas tata kelola. Keberadaannya juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengawasan internal perusahaan, serta mampu mengoptimalkan mekanisme checks and balances, yang pada akhirnya ditujukan untuk memberikan perlindungan yang optimum kepada para pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya.

b. Fungsi pokok dari komite audit pada prinsipnya adalah membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan. Hal tersebut mencakup review terhadap sistem pengendalian internal perusahaan, kualitas laporan keuangan, dan efektivitas fungsi audit internal. Tugas komite audit juga erat kaitannya dengan penelaahan terhadap risiko yang dihadapi perusahaan, dan juga kepatuhan terhadap regulasi.

2-8 Jelaskan bagaimana pekerjaan auditor internal klien bisa berpengaruh terhadap pekerjaan auditor independen dan sebutkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memanfaatkan pekerjaan auditor internal tersebut oleh auditor independen.

Jawab :

Standar audit (SA 610) mengatur tentang kemungkinan auditor eksternal menggunakan pekerjaan yang dilakukan oleh auditor internal sepanjang memenuhi ketentuan yang diatur dalam standar audit tersebut. Hal yang perlu disadari adalah bahwa fungsi auditor internal tidak independen dari entitas sebagaimana yang dituntut dari auditor eksternal.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memanfaatkan pekerjaan auditor internal oleh auditor independen adalah :

a.   Obyektivitas fungsi auditor internal.

b.  Kompetensi teknis auditor internal.

c. Apakah pekerjaan auditor internal akan dilaksanakan dengan kecermatan dan kehati-hatian profesional.

d.  Apakah komunikasi antara auditor internal dengan auditor eksternal akan efektif.

Selain itu, perlu disadari juga bahwa apabila auditor eksternal menggunakan pekerjaan auditor internal, maka tanggung jawab pekerjaan tersebut berada pada auditor eksternal. Ia adalah penanggungjawab tunggal atas opini audit yang dinyatakan, dan tanggung jawab tersebut tidak berkurang walaupun menggunakan pekerjaan auditor internal.

2-9 Jelaskan apa yang dimaksud dengan standar audit.

Jawab :

Standar audit adalah pedoman umum untuk membantu para auditor dalam memenuhi tanggung jawab mereka sebagai profesional dalam pengauditan laporan keuangan historis. Standar audit mencakup pertimbangan kualitas profesional, antara lain persyaratan kompetensi dan independensi, pelaporan, dan bukti.

2-10 Badan atau organisasi apakah yang menetapkan standar audit Indonesia.

Jawab :

Organisasi profesi yang berkewajiban untuk menetapkan standar audit di Indonesia adalah Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Dalam melaksanakan tugas tersebut, IAPI membentuk Dewan Standar yang ditetapkan sebagai badan teknis senior dari IAPI untuk menerbitkan pernyataan-pernyataan tentang standar auditing.

2-11 Siapakah yang menerbitkan International Standards on Auditing dan bagaimanakah kedudukannya terhadap standar lokal di berbagai negara?

Jawab :

Badan yang menerbitkan International Auditing Standards (ISA) adalah International Auditing and Assurance Standards Boards (IAASB). Dengan adanya ISA menjadikan standar auditing lokal yang selama ini digunakan di berbagai negara tidak diberlakukan lagi.

2-12

a.   Sebutkan sembilan bagian dari suatu laporan auditor bentuk baku (laporan dengan opini wajar tanpa pengecualian)

b.  Apakah arti penting “tanggal” pada suatu laporan auditor?

Jawab :

    a. Suatu laporan auditor wajar tanpa pengecualian berisi 9 bagian sebagai berikut :

            1.  Judul laporan.

            2.  Pihak yang dituju.

            3.  Paragraf pendahuluan.

            4.  Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.

            5.  Tanggung jawab auditor.

            6.  Opini auditor.

            7.  Tanggung jawab pelaporan lainnya.

            8.  Tanda tangan auditor.

            9.  Tanggal laporan audit.

   b. Tanggal laporan auditor menginformasikan kepada pengguna laporan auditor bahwa auditor telah mempertimbangkan pengaruh peristiwa dan transaksi yang disadari oleh auditor dan yang terjadi sampai dengan tanggal tersebut. Tanggal laporan auditor adalah tanggal ketika prosedur audit telah selesai dilaksanakan secara substansial dan kesimpulan berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat telah ditarik.

2-13 Sebutkan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar auditor dapat menerbitkan laporan dengan opini wajar tanpa pengecualian.

Jawab :

Untuk merumuskan opini Wajar Tanpa Pengecualian, auditor harus menyimpulkan apakah telah memperoleh keyakinan yang memadai tentang laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Kesimpulan tersebut harus memperhitungkan :

a.   Kesimpulan auditor berdasarkan SA 330, bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh.

b.  Kesimpulan auditor berdasarkan SA 450, bahwa kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi adalah tidak material, baik secara individual maupun secara kolektif.

c.   Evaluasi yang diharuskan oleh paragraf 12-15 SA 700 sebagai berikut :

-     Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun dalam semua hal yang material, sesuai dengan ketentuan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (SA 700. 12).

-      Secara khusus, auditor harus mengevaluasi apakah dari sudut pandang ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku sesuai dengan SA 700. 13

-  Ketika laporan keuangan disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, suatu pengevaluasian yang diharuskan oleh SA 700. 12-13 juga harus mencakup apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar. Pengevaluasian tersebut harus mencakup pertimbangan seperti penyajian, struktur, isi laporan keuangan secara keseluruhan, serta apakah laporan keuangan dan catatannya mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya dengan suatu cara yang mencapai penyajian wajar.

-    Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk secara memadai pada, atau menjelaskan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Apabila semua persyaratan di atas terpenuhi, suatu laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian dapat diterbitkan untuk laporan keuangan bertujuan umum yang disusun berdasar kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (kerangka pelaporan wajar).

2-14 Sebutkan dua kondisi yang dapat menyebabkan auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditnya.

Jawab :

Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika :

a. Auditor menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material.

b. Auditor tidak data memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material.

2-15 Sebutkan tipe-tipe modifikasi terhadap opini auditor dan jelaskan faktor-faktor apa yang menyebabkan auditor memberikan masing-masing opini tersebut.

Jawab :

Tipe modifikasi terhadap opini auditor terdiri dari :

a.   Opini wajar dengan pengecualian.

Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika :

-   Setelah auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material, tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan.

-   Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat menjadi material, tetapi tidak pervasif.

b.  Opini tidak wajar.

Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika setelah auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, lalu menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan.

c.   Opini tidak menyatakan pendapat.

Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dan auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian material yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.

Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika dalam kondisi yang sangat jarang melibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut, adalah tidak mungkin untuk merumuskan suatu opini atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dan pengaruh kumulatif ketidakpastian tersebut yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan.

2-16 Tunjukkan bunyi kalimat dalam alinea opini suatu laporan auditor dengan jelas opini sebagai berikut :

a.   Wajar tanpa pengecualian.

b.  Wajar dengan pengecualian.

c.   Tidak wajar.

d.  Tidak memberi opini.

Jawab :

a.   Menurut opini kami, laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,… sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

b.  Menurut opini kami, kecuali untuk dampak yang mungkin terjadi dari hal-hal yang telah dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,…sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

c. Menurut opini kami, karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Wajar, laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar,… sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

d. Oleh karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Menyatakan Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu opini atas laporan keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar